Ciamis, katajurnalis.com.
Ribuan ton tanaman eceng gondok menutupi aliran sungai Cibeet yang merupakan anak sungai Cilisung di Desa Kertajaya, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis. Sedikitnya 60 hektar lahan pertanian milik warga di beberapa desa terancam gagal panen lantaran tanaman mereka terendam jika terjadi banjir dari luapan Sungai.
“Area pertanian warga sekira 60 hektar bisa gagal panen kalau terendam banjir dari luapan sungai Cibeet anak sungai Cilisung,l yang disebabkan oleh aliran sungai yang tidak lancar akibat tertutup tanaman eceng gondok,” jelas Kepala Desa Kertajaya, Mujiono kepada katajurnalis.com, Senin (16/2/2024).
Mujino mengaku, warga setempat sempat membersihkan tumpukan eceng gondok tersebut, tetapi lantaran kondisinya sudah banyak dan meluas, upaya pembersihan secara manual terasa tidak efisien. Mujiono mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada BBWS yang telah menerjunkan personilnya untuk membuang eceng gondok.
Atasi kendala tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy langsung melakukan upaya pembersihan dengan menerjunkan alat berat ke lokasi Sungai. Satu alat berat excavator dioperasikan untuk membuang tumpukan tanaman eceng gondok dari aliran Sungai.
“Upaya kami ini merupakan bentuk kolaborasi dan kerjasama antar lembaga untuk mengantisipasi bencana,” ucap PPK OP 3 SDA BBWS Citanduy, Ijang Nurul Fuad.
jang menyebut, selain excavator rencananya satu alat berat yakni amfibi juga akan diterjunkan untuk membuang tumpukan tanaman eceng gondok tersebut. Namun alat berat amfibi itu kini masih berada di lokasi bencana lain di wilayah Kecamatan Panumbangan.
“Alat berat amfibi masih ada di Panumbangan digunakan untuk mitigasi banjir,”,” tambah Ijang.
Sementara menurut Kepala Satker OP BBWS Citanduy, Andi Widyanto, pihaknya turun tangan dengan menerjunkan alat berat merupakan upaya kerjasama dengan berbagai pihak sebagai mitigasi terjadinya banjir yang semakin meluas. Andi mengatakan, tahun 2024 ini pemeliharaan dan penanganan saluran pembuang daerah irigasi Lakbok utara, pengelolaannya saat ini mengunakan mekanisme Tugas Pembantuan Operasi dan Pemeliharaan Irigasi (TPOP) ke pemerintah daerah provinsi.
“Rencananya tahun 2025 nanti dari TPOP, pengelolaan Daerah Irigasi Lakbok Utara akan kembali ditangani oleh BBWS Citanduy,” tandas Andi.
Proses pembuangan tanaman eceng gondok tersebut diprediksi akan menelan waktu lebih dari sepekan mengingat tebal dan panjangnya tumpukan hingga mencapai 10 kilometer. Kondisi tersebut diperparah dengan kondisi musim hujan yang menambah debit air Sungai.
Aditya TW