Kata Jurnalis :
Dunia fantasi ala pasar malam awal Agustus 2024 ini berakhir setelah empat pekan beroperasi. Wahana hiburan yang menjadi mesin uang itu, hadir diantara masyarakat yang haus hiburan dengan terbatasnya asesoris kota.
Perputaran uang terpantau cukup signifikan dengan nilai fantastis. Berbagai kalangan dirasa turut menikmati keuntungan atas kehadiran pasar malam. Namun apa boleh buat, geliat pasar malam harus berakhir.
Anekdot Dupin alias Dunia pindah-pindah ternyata cukup menjanjikan.. Bagaimana masyarakat dan pemerintah menyikapi hal ini ? Kira-kira bisa tidak Dupin tersebut digelar secara rutin di setiap kecamatan agar nuansa kota menjadi hidup ?
Banjar, katajurnalis.com.
Pasca masa Pandemi Covid 19, berbagai kegiatan masyarakat kembali bergeliat. Tidak terkecuali sektor ekonomi yang kini sudah bergairah lagi. Adalah Taman Kota Banjar, Jawa Barat yang belakangan ini digunakan untuk wahana hiburan rakyat.
Bertajuk “Banjar Night Market Festival”, berbagai jenis permainan hiburan seperti kora-kora, ombak banyu, kincir, dan trampolin menutup area taman kota yang biasa digunakan olahraga oleh warga. Sederet tenda UMKM turut menyajikan beragam dagangan. Warga lebih mengenalnya dengan sebutan “Pasar Malam”.
Selepas petang, arena pasar malam nyaris tidak pernah surut pengunjung dari berbagai kalangan. Mulai dari “ngabebenjokeun” anak sampai sekedar nongkrong dan wisata kuliner. Tua, muda, pria dan wanita tumpah ruah di arena Tamkot.
Pihak penyelenggara menyebut, perputaran uang selama satu bulan pasar malam beroperasi mencapai nilai fantastis yakni Rp.500 juta. Lintas profesi pun bancakan berebut untung dari kehadiran pasar malam.
“Sejak dibuka sampai Minggu malam ini terjadi perputaran uang mencapai Rp.500 juta,” tutur penyelenggara, Wawan kepada katajurnalis.com, Minggu (4/8/2024) malam.
Sebagian warga antusias terhadap kehadiran pasar malam, mengingat kota di ujung selatan Jabar itu, dirasa minim sarana dan asesoris hiburan. Salah satu tokoh masyarakat mengaku, keberadaan pasar malam dinilai menguntungkan banyak pihak terutama pelaku UMKM.
“Saya senang melihat pasar malam digelar, semua pihak bisa menikmati kehadirannya dan membawa untung terutama bagi pelaku UMKM,” ucap Nana Suryana.
Nana melanjutkan, Kota Banjar merupakan kota dengan keterbatasan aksesoris kota sehingga kegiatan hiburan selalu diburu masyarakat. Bahkan UMKM di pasar malam dikabarkan dapat meraup untung hingga Rp.300 ribu per malam.
“Saya berharap sarana dan asesoris kota bisa diciptakan agar Kota Banjar bisa menjadi kota wisata alternatif bila kawasan pantai Pangandaran sudah penuh,” lanjut Nana.
Nana sebagai tokoh sentral mengaku optimis Kota Banjar bisa bersaing dengan kota wisata lain.
“Kita jangan menangis karena tidak punya pantai atau candi, kita juga jangan merengek minta gunung, Kota Banjar bisa maju kalau semua elemen bersatu menciptakan kalender kegiatan mulai dari even olahraga hingga seni dan budaya,” tandas Nana.
Sementara menurut Sekeretaris Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjar, Neneng Widyawati mengaku, pasar malam ini memberi dampak positif. Pelaku usaha UMKM dapat meraih untung. Neneng menyebut, kegiatan serupa akan diupayakan digelar secara rutin dan bergiliran di setiap kecamatan.
“Pelaku UMKM banyak yang untung dan saya rasa kegiatan serupa bisa digelar di setiap kecamatan secara rutin,” kata Neneng.
Red – Aditya TW