Jembatan Cirahong Berusia 131 Tahun , Antara Sejarah, Cerita Cinta dan Tragedi

Ciamis, katajurnalis.com.

Masyarakat Priangan Timur khususnya Kabupaten Ciamis dan Tasikmalaya, dipastikan mengenal jembatan Cirahong yang membentang di atas sungai Citanduy. Jembatan berusia 131 tahun itu, masih digunakan warga setempat untuk beraktifitas. Jembatan Cirahong memiliki panjang 202 meter  dengan tinggi 90 meter dari permukaan sungai Citanduy dan hingga kini masih kokoh berdiri.

Jembatan Cirahong melintasi sungai Citanduy yang membagi wilayah Kabupaten Ciamis dengan Kabupaten Tasikmalaya. Konstruksi utama jembatan Cirahong terdiri dari baja kokoh. Sementara di bagian tengah jembatan terbuat dari kayu. Uniknya jembatan Cirahong itu, di bagian atas jembatan merupakan jalur kereta api dari arah Bandung menuju Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebaliknya. Lalu di bagian tengah jembatan digunakan jalur perlintasan kendaraan roda dua dan pejalan kaki.

Saat melintasi jembatan Cirahong, mata kita akan dimanjakan dengan panorama alam indah yang membentang  dan menakjubkan. Tidak heran jika Kawasan jembatan Cirahong ini kerap dijadikan tempat beragam aktivitas warga mulai dari sekedar nongkrong, wisata kuliner, hingga ngabuburit saat bulan Ramadhan.

Berbagai cerita pun lahir dari Kawasan jembatan Cirahong. Tidak sedikit warga menemukan pasangan hidupnya ketika kedua insan bertemu di kawasan jembatan. Tidak sedikit pula mereka yang nekat mengakhiri hidupnya di area jembatan tersebut.

Tahun 1893 silam, kolonial Belanda membangun jalur kereta api di Selatan Jawa barat untuk keperluan distribusi logistik dan penumpang. Sementara wilayah Ciamis tidak akan dilewati oleh jalur kereta tersebut lantaran geografis wilayah Kabupaten Ciamis terlalu sulit penuh area perbukitan. Bentangan sungai Citanduy yang panjang, juga dirasa akan menelan biaya yang banyak.

Bupati Galuh Ciamis yang saat itu dijabat oleh Raden Adipati Aria Kusumadiningrat, meminta pemerintah kolonial Belanda agar jalur kereta api bisa melintasi wilayah Kabupaten Ciamis. Apalagi pada saat itu, wilayah Ciamis  merupakan salah satu sentra penghasil perkebunan yang tinggi seperti getah karet.  

Mendengar penjelasan sisi ekonomis Bupati Galuh Ciamis, akhirnya pemerintah Belanda membuat skema pembangunan jalur kereta api yang melintasi sungai Citanduy dengan membangun jembatan Cirahong. Meski memakan biaya yang sangat besar, pembangunan jembatan Cirahong ini dinilai seimbang lantaran wilayah Kabupaten Ciamis yang strategis pada saat itu sebagai penghasil getah karet.

Hingga kini sosok jembatan Cirahong masih berdiri megah dan kokoh. Beberapa waktu lalu pihak PT KAI melakukan pemeliharaan dan perbaikan. Semula jembatan Cirahong bisa dilalui kendaraan roda empat, namun kini hanya roda dua saja yang bisa melintas di tengah jembatan Cirahong. Pesona jembatan Cirahong dengan beragam ceritanya, masih menjadi daya pikat warga di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya.

Aditya TW

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *