Bulan merupakan benda langit yang mengorbit Bumi yang memiliki sumber cahaya bulan dari pantulan sinar Matahari, bentuk Bulan yang terlihat dari bumi selalu berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan yang tampak dari Bumi ini disebut dengan fase Bulan.
Terdapat empat fase bulan utama, yaitu fase bulan baru, fase setengah purnama awal (perempat pertama), fase purnama, dan fase setengah purnama akhir (perempat akhir).
Maka setiap tahun selalu terjadi fenomena alam di langit yang Sebagian dapat disaksikan oleh manusia di bumi. Di antara fenomena alam di langit yakni Supermoon atau bulan purnama penuh yang ukurannya lebih besar dari purnama sebelumnya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, terdapat fenomena langit Supermoon yang terjadi Kamis, 17 Oktober 2024, pukul 18.26 wib.
Supermoon bukan istilah astronomi, namun sebutan untuk bulan purnama yang terlihat 10 persen lebih besar dari bulan purnama pada umumnya.
Supermoon terjadi lantaran posisi bulan berada di jarak terdekat dengan bumi yakni 357.172 kilometer. Maka ukuran bulan terlihat lebih besar dengan warna kemerahan.
Sebagian kepercayaan suku-suku meyakini, fenomena langit Supermoon ini disebut pula dengan Bulan Pemburu atau Bulan Darah karena bentuknya yang didominasi warna merah.
Selain Supermoon, terjadi pula fenomena langit lainnya yakni hujan meteor Orionid yang diprediksi akan terjadi pada 21-22 Oktober 2024 nanti. Orionid merupakan hujan meteor sebanyak 20 an meteor per jam.
Kecepatan dari laju meteornya mencapai 41 mil atau 66 Kilometer per detik. Hujan meteor ini berasal dari Komet asal 1P/Halley.
Berbagai Sumber