Banjar, katajurnalis.com.
Kusnadi (60), atau yang lebih dikenal dengan nama Engkus Tumaritis, seniman senior asal Kota Banjar yang kini tengah berjuang melawan penyakit stroke, menerima bantuan kursi roda dari mantan Walikota Banjar, dr Herman Sutrisno. Herman datang didampingi ketua Jabar Bergerak Kota Banjar, Ari Faturohman. Bantuan ini diserahkan langsung di kediaman Engkus di lingkungan Sumanding Wetan, RT 03 RW 13, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar, Sabtu (18/10/2025) siang.
Selain kursi roda, dr Herman juga memberikan bantuan uang tunai sebagai bentuk kepedulian terhadap seniman yang telah berjasa mengharumkan nama Kota Banjar.
“Saya bersaksi, Mang Engkus ini dulu pernah mengangkat nama Banjar sampai tingkat Jawa Barat bahkan nasional lewat seni dan budaya. Sekarang saatnya kita hadir untuknya,” ujar Herman.
Kondisi Engkus saat ini cukup memprihatinkan. Ia tinggal di rumah sederhana bersama istri, anak, dan cucunya. Karena stroke yang dideritanya, Engkus kini hanya bisa menangis setiap kali dijenguk oleh kerabat atau sahabat sesama seniman. Terapi medis pun sangat dibutuhkan untuk memulihkan kondisinya.
“Ini momentum bagi kita semua untuk lebih menghargai jasa para seniman. Jangan tunggu sampai mereka tiada baru kita beri penghormatan,” imbuh Herman.
Di tempat yang sama, Ketua Jabar Bergerak Kota Banjar, Ari Faturohman, mengatakan bahwa bantuan ini adalah bentuk gotong royong sosial.
“Kami hadir sebagai bagian dari kepedulian bersama. Seniman seperti Mang Engkus adalah aset budaya yang tidak boleh kita lupakan,” ucapnya.
Sementara itu, Zupen, salah satu seniman Banjar sekaligus sahabat dekat Engkus, mengaku bahwa saat ini rekan-rekan sesama seniman sedang berupaya menggalang dana untuk membantu kebutuhan pengobatan dan terapi Engkus.
“Kami berharap pemerintah juga lebih tanggap terhadap nasib seniman. Mang Engkus ini maskotnya seni Banjar,” katanya.
Acara penyerahan bantuan juga dihadiri oleh Lurah Mekarsari, Asep Intan, beserta staf, perwakilan bidang kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar, para tokoh seniman, serta perangkat RT dan RW setempat. Suasana haru menyelimuti rumah Engkus saat bantuan diberikan.
Para seniman berharap ini bukan hanya bentuk bantuan simbolik, melainkan awal dari perhatian yang lebih serius terhadap pelestarian dan pemberdayaan seni budaya lokal, serta kesejahteraan para pelakunya. Terlebih, banyak seniman senior lainnya yang juga hidup dalam kondisi yang tak kalah memprihatinkan.
Hermanto