
Ciamis, katajurnalis.com.
Puluhan warga dari desa Sukamukti, Kecamatan Pamarican dan Desa Sindangsari, Kecamatan Banjarsari, Ciamis, Minggu (29/9/2024) kemarin turun ke bibir sungai Ciputrahaji.
Aksi warga ini buntut dari protes mereka yang tidak kunjung ditanggapi oleh pihak terkait. Warga menemukan pipa berukuran besar yang diduga digunakan untuk saluran pembuangan limbah dari pabrik pengolahan tahu tempe.
Warga mengaku, sudah 3 tahun ini mereka sulit beraktivitas di sungai lantaran kondisinya yang berwarna pekat dan mengeluarkan aroma tidak sedap. Warga mengatakan mereka sudah melaporkan kondisi sungai Ciputrahaji yang tercemar kepada pihak desa setempat namun hingga kini tidak kunjung ada penyelesaian.
“Kondisi sungai yang tercemar ini sudah lama terjadi, kini warga dari dua desa sulit beraktivitas di sungai karena kondisinya yang bau dan berwarna lain,” ucap Karman kepada awak media.
Warga dua desa menuntut pihak Pemerintah Kabupaten Ciamis segera turun tangan untuk menangani pencemaran sungai tersebut. Sebelumnya warga sudah melayangkan aspirasi mereka terhadap pemerintah desa setempat.
Warga juga meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy segera turun ke lapangan untuk melihat kondisi pipa yang ditanam di dekat bangunan tanggul.
“Saya sangat yakin saluran pipa pembuangan limbah ini dibangun dengan membongkar tanggul,” tambah Karman.
Warga dua desa sudah puluhan tahun memanfaatkan aliran Sungai Ciputrahaji untuk memenuhi kebutuhan Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Namun sejak sungai tercemar, warga kini kesulitan mendapatkan air bersih. Warga berharap seluruh pihak terkait bisa segera menanggulangi pencemaran sungai Ciputrahaji.
“Kami berharap BBWS Citanduy dan Pemkab Ciamis segera turun ke lapangan dan lihat nasib warga yang terkena dampaknya, limbahnya sangat besar, ikan sapu saja yang tahan kondisi air keruh bisa mati akibat limbah ini,” tandas Karman.
Warga mengaku bila aspirasi mereka tidak kunjung ditanggapi, warga dua desa akan mendatangi pabrik pengolahan tempe tahu untuk menuntut penutupan pembuangan limbah.
Warga menyebut, di Kota Banjar limbah dari pabrik pengolahan tahu tempe tersebut disalurkan ke bak penampungan sebelum dibuang ke sungai sehingga tidak membuat sungai tercemar bau dan berwarna pekat.
Aditya TW – Jul Suherman